
Melaksanakan verifikasi faktual secara langsung keanggotaan partai politik dari rumah ke rumah, tidaklah mudah. Seperti yang dilakukan Tim Verifikator KPU Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Betapa tidak, selain dihadapkan kondisi medan jalan daerah pegunungan kapur, curah hujan yang cukup tinggi membuat sejumlah ruas jalan berlumpur dan tertutup tanah longsor. Bagaiamana ‘galang-gemulungnya’ verifikator di lapangan? Berikut laporan Iwit W. Santoso, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM. Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, merupakan rangkaian gugusan Pegunungan Seribu. Kondisi geografis itulah yang membuat sekitar 85 persen wilayahnya merupakan alam pegunungan kapur. Bahkan, beberapa wilayah kecamatan, seperti Nawangan, Bandar, Tulakan, Kebonagung, memiliki ketinggihan berkisar 700 meter – 1000 meter lebih dari atas permukaan air laut. Kondisi itu membuat jalan-jalan di Pacitan, sebagian besar berkelok-kelok dan naik-turun. Apalagi, medan jalan-jalan di pedesaan. Tidak saja naik turun dan berkelok. Namun, tidak sedikit yang memiliki kemiringan hingga 70 derajat. Musim penghujan dengan intensitas cukup tinggi belakangan ini, seakan menjadi pertanda harus ekstra hati-hati saat bersepeda motor melintas di jalanan desa. “Sesuai jadwal tahapan Pemilu 2024, pelaksanaan verifikasi faktual kepengurusan dan keanggotaan mulai tanggal 15 Oktober 2022 sampai dengan 4 November 2022. Di Kabupaten Pacitan ada tujuh parpol non parliamentary Threshold (PT) dan 1.723 orang anggota parpol yang akan diverifikasi secara factual,” terang Ketua KPU Pacitan, Sulis Styorini. Tentu saja, jumlah yang diverfak tersebut tidaklah sedikit. Terlebih, medan jalan ke desa-desa di pegunungan memang berat. “Karena itu kami menekankan agar masing-masing verifikator melakukan komunikasi dengan perangkat desa setempat dan memetakan jalurnya”. Mengenai kondisi medan jalan juga diakui Nur Cahyono, salah satu verifikator KPU Pacitan. Diceritakan, saat itu timnya mendapatkan lokasi verfak di Desa Sembowo, Kecamatan Sudimoro. “Sebagian besar jalan berlumpur. Sebab, beberapa hari terakhir Pacitan sering diguyur hujan. Alhamdulillah, semuanya bisa terselesaikan”. Hal senada juga diakui Haning Puspita. Kendati hanya dibonceng motor, namun Kasubag Rendatin ini merasa lebih nyaman berjalan kaki. Bahkan, tidak jarang harus berjalan merangkak. Selain jalanan berlumpur, lokasinya memiliki ketinggihan ratusan meter di atas permukaan laut. “Tugas ini memang berat. Tetapi, harus diselesaikan. Alhamdulillah, menjelang Mahgrib, verfak selesai”. (*)